Konsep Abortus ( Keguguran
)
Kehamilan pada usia muda
sangat beresiko terhadap keguguran yang disebabkan karena belum matangnya alat
reproduksi. Keguguran pada usia muda dapat terjadi secara tidak disengaja.
Misalnya : karena terkejut, cemas, stres. Tetapi ada juga Keguguran sebaagian
dilakukan dengan sengaja untuk menghilangkan kehamilan yang tidak dikehendaki.
Keguguran sengaja yang dilakukan oleh tenaga non profesional dapat menimbulkan
akibat samping yang serius seperti tingginya angka kematian dan infeksi alat
reproduksi yang pada akhirnya dapat menimbulkan kamandulan (Anna
Glasier, Alisa Gebbie).
2.2.1 Pengertian
Keguguran dalam istilah
medis lebih dikenal dengan abortus. Istilah ini menunjukan pengeluaran hasil
konsepsi/ pembuahan sebelum umur kehamilan 20 minggu atau berat badan kurang
dari 500 gram (2007 - 2008 Developed By : Cipta Komunika |
Script By AuraCMS).
Keguguran adalah
pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan (R.
Mochtar, Sinopsis Obstetri, 209).
Abortus yang berlangsung
tanpa tindakan disebut abortus spontan (Sarwono, Ilmu Kebidananan, 2002
hal. 302).
Abortus ialah berakhirnya
kehamilan dengan umur kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang
1000 gram (FK Unair hal. 3).
2.2.2 Klasifikasi
Abortus dapat dibagi 2 golongan :
I. Abortus
Spontan
Adalah abortus yang
terjadi secara alamiah tanpa adanya upaya-upaya dari luar untuk mengakhiri
kehamilan tersebut. Terminologi yang paling sering digunakan untuk abortus
spontan adalah keguguran (www.Yayasan Pelita Ilmu.com).
a. Macam – macam abortus
spontan beserta gejala dan penatalaksanaannya :
1). Abortus Iminens
Adalah keguguran yang akan
terjadi dan masih dapat dicegah.
Gejalanya : Ibu tidak
merasakan sakit perut dan darah yang keluar hanya flek – flek.
Penatalaksanaan :
a. Istirahat baring
agar aliran darah ke uterus bertambah.
b.Pemeriksaan denyut nadi
dan suhu 2x sehari bila pasien tidak panas dan tiap 4 jam bila pasien panas.
c. Berikan obat
penenang, biasanya fenobarbital 3 x 30 mg, berikan preparat hematinik misalnya
sulfas ferosus 600 - 1000 mg.
d.Diet tinggi protein dan
tambahan vitamin C.
e. Bersihkan vulva
minimal 2 x sehari dengan cairan antiseptik untuk mencegah infeksi terutama
saat masih mengeluarkan cairan coklat.
2). Abortus Insipiens
Adalah abortus yang sedang
berlangsung dengan ostium sudah terbuka dan ketuban teraba, kehamilan tidak
dapat dipertahankan.
Penatalaksanaan :
a. Pada kehamilan 12 minggu yang biasanya
disertai perdarahan, tangani dengan pengosongan uterusm memakai curettage dan
suntikan ergometrin 0,5 mg IM.
b.Pada kehamilan lebih dari 12 minggu berikan
infus oksitosin 10 IU dalam DS % 500 ml dimulai 8 tetes / menit dan naikkan
sesuai kontraksi uterus sampai terjadi abortus komplit.
c. Bila janin sudah
keluar tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta secara
manual.
3). Abortus Inkomplit
(Spontaneus Inkomplitus)
Hanya sebagian dari hasil
konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desi dua atau plasenta.
Gejala :
Amenore, sakit perut dan mules – mules perdarahan yang bisa sedikit atau
banyak, sudah keluar fetus atau jaringan. Pada pemeriksaan dalam untuk abortus
yang baru terjadi didapati serviks terbuka, kadang – kadang dapat diraba sisa –
sisa jaringan dalam kanalis servikalis.
Penatalaksanaan :
a. Bila disertai syok karena perdarahan,
berikan infus cairan Nacl fisiologis dan selekas ditransfusi darah.
b.Setelah syok diatasi,
lakukan kuretage dan suntikkan ergometri 0,2 mg IM.
c. Bila janin sudah
keluar tetapi masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta secara manual.
d.Berikan antibiotik untuk
mencegah infeksi.
4). Abortus Komplit
(Spontaneus Komplitus)
Adalah seluruh hasil
konsepsi yang dikeluarkan (desidua dan fetus) dari rahim pada kehamilan < 20
tahun sehingga rongga rahim kosong (Selayang Pandang Tentang Abortus _
Blog Dokter.htm).
Gambaran Klinis :
- Perdarahan
dan nyeri minimal pada perut bagian bawah
- Seluruh
hasil konsepsi telah dikeluarkan
- Ukuran
uterus dalam batas normal
- Serviks
tertutup (Cermin Dunia Kedokteran No. 112.1996.35).
Penatalaksanaan :
a. Tidak
memerlukan penanganan penanganan khusus, hanya apabila menderita anemia ringan
perlu diberikan tablet besi dan dianjurkan supaya makan makanan yang mengandung
banyak protein, vitamin dan mineral (Selayang Pandang Tentang Abortus _
Blog Dokter.htm).
b. Bila
kondisi pasien baik, berikan ergometrin 3 x 1 tablet selama 3 – 5 hari.
c. Bila
pasien anemia, berikan sulfas ferosusu / transfusi darah.
d. Berikan
antibiotik untuk mencegah infeksi.
e. Anjurkan
pasien diet tinggi protein, vitamin dan mineral.
5). Missed Abortion.
Adalah keadaan dimana janin
sudah mati, tetapi tetap berada dalam rahim dan tidak dikeluarkan selama 2
bulan atau lebih
Gejala : amenorea,
perdarahan sedikit-sedikit, selama observasi fundus tidak bertambah tinggi
melainkan bertambah rendah, gejala kehamilan menghilang, diiringi dengan reaksi
kehamilan menjadi negatif pada 2-3 minggusesudah fetus mati. Pada pemeriksaan
dalam serviks tertutup dan ada darah sedikit. Sering sekali pasien merasa
perutnya dingin atau kosong.
Terapi : berikan obat
dengan maksud agar terjadi his sehingga fetus dan desidua dapat dikeluarkan,
jika tidak berhasil lakukan dilatasi dan kuretase. Dapat juga dilakukan
histerotomia anterior.
Komplikasi :
a. Perdarahan :
Mengakibatkan anemia dan syok hipovolemik
b.Infeksi :
Abortus Infeksiosus dan sepsis.
Gejala klinis :
a. Perdarahan :
berlangsung ringan sampai dengan berat. Perdarahan pervaginam pada abortus
iminen biasanya ringan berlangsung berhari-hari dan warnanya merah kecoklatan.
b.Nyeri : ”cramping pain”,
rasa nyeri seperti pada waktu haid di daerah suprasimfiser pinggang dan tulang
belakang yang bersifat ritmis.
c. Febris : menunjukan
proses infeksi intra genital, biasanya disertai lokia berbau dan nyeri pada
waktu pemeriksaan dalam.
6). Abortus Septik
Adalah
keguguran yang disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman atau toksinnya ke
dalam peredaran darah / peritoneum.
Penatalaksanaan :
a. Penanggulangan infeksi dengan penisilin
prokain 800.000 IU IM tiap 12 jam dan kloramfenikol 1 gr/oral selanjutnya 500
mg / oral tiap 6 jam.
b.Tingkatkan asupan cairan.
c. Bila perdarahan
banyak lakukan transfusi darah.
d.Dalam 24 jam sampai 48
jam setelah perlindungan antibiotik / lebih cepat bila terjadi perdarahan sisa
konsepsi harus dikeluarkan dari uterus (Kapita Selekta I, 2002, 145).
b. Faktor-faktor yang
dapat menyebabkan abortus spontan :
1). Faktor Genetik
2). Kelainan Anatomis Ibu
3). Infeksi
4). Penyakit-penyakit
Kronis Yang Melemahkan
5). Pengaruh
Endokrin
6). Nutrisi
7). Obat-obat
Rekreasional dan Toksin Lingkungan
8). Faktor Imunologis
9). Faktor Psikologis
II. Abortus
Provokatus (Disengaja)
Adalah abortus yang
disengaja baik dengan memakai obat-obatan maupun alat-alat.
Abortus
ini dibagi lagi menjadi :
a. Abortus
Medisinalis (abortus therapeutuca)
Adalah abortus karena
tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan dapat
membayahaykan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis).
b. Abortus
Kriminalis
Adalah abortus yang terjadi
oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi
medis.
2.2.3 Etiologi
Faktor – Faktor yang menyebabkan kematian
fetus adalah faktor ovum sendiri, faktor ibu dan faktor bapak.
a. Kelainan
ovum
Abortus spontan yang disebabkan oleh karena
kelainan dari ovum berkurang kemungkinannya kalau kehamilan sudah lebih dari
satu bulan, artinya makin muda kehamilan saat terjadinya abortus makin besar
kemungkinan disebabkan oleh kelainan ovum (50 – 80 %)
b. Kelainan
genetalia ibu
Misalnya pada ibu yang
menderita :
- Anomail
kongental (hipoplasia uteri, uterus bikornis, dan lain – lain).
- Kelainan
letak dari uterus seperti retrofleksi uteri fiksata.
- Tidak
sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi dari ovum yang sudah dibuahi,
seperti kurangnya progesterone atau estrogen, endometritis, mioma submukosa.
- Uterus
terlalu cepat meregang. (kehamilan ganda, mola).
- Distorsio
uterus, misalnya karena terdorong oleh tumor pelvis
c. Gangguan
sirkulasi plasenta
d. Penyakit –
penyakit Ibu
Misalnya pada :
- Penyakit
infeksi yang disebabkan demam tinggi seperti pneumonia, tipoid, pielitis,
kematian fetus dapat disebabkan karena toksin dari ibu atau virus pada fetus.
- Keracunan
Pb, nikotin, gas racun, alcohol dan lain – lain.
- Ibu
yang asfiksia seperti pada dekompensasi cordis, penyakit paru berat, anemia
gravis.
- Malnutrisi,
avitaminosis dan gangguan metabolisme, hipotiroid, kekurangan vitamin A, C atau
E, diabetes mellitus.
e. Antagonis
Rhesus
Pada antagonis, fetus yang mendapatkan darah
dari ibu yang memiliki antagonis rhesus dapat merusak darah fetus sehingga
terjadi anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus.
f. Terlalu
cepat korpus luteum menjadi atrofis.
g. Perangsangan
pada ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi
Misalnya : sangat terkejut,
obat – obat uterotonika, ketakutan, atau dapat juga karena trauma langsung
terhadap fetus, selaput janin rusak langsung karena instrumen, benda dan obat –
obatan.
h. Penyakit
Bapak
Umur lanjut, penyakit kronis seperti : TBC,
anemi, dekompensasi cordis, malnutrisi, nefritis, sifillis, keracunan (alcohol,
nikotin) sinar rontgen, avitaminosis (R. Mochtar, Sinopsis Obstetri,
210).
i. Malnutrisi
j. Inkompatibilitas
Rhesus
k. Laparotomi
l. Organ
reproduksi abnormal
m. Trauma fisik
dan jiwa
n. Keracunan
2.2.4 Patofisiologi
Pada
permulaan terjadinya perdarahan dalam desidua basalis, diikuti oleh nekrosis
jaringan sekitarnya, kenudian sebagaian atau seluruh hasil konsepsi terlepas.
Karena dianggap benda asing maka uterus berkontraksi untuk mengeluarkannya.
Pada kehamilan dibawah 8 minggu, hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya, karena
vili koriolis belum menembus desidua terlalu dalam, sedangkan pada kehamilan
8-14 minggu, telah masuk agak dalam, dsehingga sebagaian keluar dan sebagaian lagi
akan tertinggal, karena itu akan banyak terjadi perdarahan.
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
Glasier, Anna & Gebbie, Ailsa. 2005. Keluarga
Berencana & Kesehatan Reproduksi.EGC : Jakarta.
Mochtar, Rustam. 2002. Sinopsis Obstetri Edisi 2.
Jakarta : EGC.
Jazimah. 2006. Perkawinan Usia Muda.
Jakarta : Mutu Media Jaya.
Mansjoer, Arif dkk. 2001. Kapita Selekta
Kedokteran Jilid I. Aesculapius : Jakarta.
Purwanto, M. Ngalim. 2004. Psikologi
Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Sumber: Tabloid Ibu &
Anak no.247 / 21 Agustus 2003