Konsep Usia Pernikahan
Pernikahan
adalah peristiwa yang sakral dalam kehidupan masyarakat Indonesia, yang masih
tetap mengunjung tinggi nilai adat dan agama yang beraneka ragam (Ida
Bagus Gde Manuaba ; 2002 ; 11).
Usia
pernikahan dibagi menjadi dua :
1. Pernikahan Usia Muda
2. Pernikahan Usia Tua (> 35 tahun)
2.1.1
Pernikahan usia muda
2.1.1.1 Pengertian
Pernikahan usia muda adalah pernikahan yang
usia pasangannya di bawah 16 tahun (www.yahoo.com,
7 Desember 2010).
Pernikahan usia muda adalah
pernikahan yang dilangsungkan pada waktu remaja < 20 tahun(Jazimah,
2006).
2.1.1.2 Faktor – faktor penyebab pernikahan
usia muda
1. Sosial budaya
Factor ini merupakan factor
yang paling sering menyebabkan perkawinan usia muda. Perkawinan usia muda
banyak dilakukan di daerah pedesaan karena adat istiadat yang kuat.
Banyak masyarakat berpendapat “untuk apa sekolah sampai perguruan tinggi,
nantinya perempuan selalu kerja di dapur”. Pada sebagian masyarakat, perempuan
melakukan hubungan seks pada masa remaja karena mereka diharapkan menikah dan melahirkan
anak pada usia muda.
2. Pendidikan
Tingkat pendidikan yang
rendah menyebabkan banyak terjadinya perkawinan usia muda. Ada juga yang
menuntut mereka harus menyeleseikan pendidikan dan hal itu dapat menunda
pernikahan mereka.
3. Faktor lain
Di zaman seperti sekarang
ini, hubungan seksual diluar pernikahan banyak dilakukan. Faktor utama yang
mempengaruhi remaja untuk melakukan hubungan seks pranikah adalah membaca buku
porno dan menonton blue film. Sehingga jika terjadi kehamilan akibat hubungan seks
pra nikah maka jalan yang di ambil adalah menikah pada usia muda. Tetapi ada
beberapa remaja yang berpandangan bahwa mereka menikah muda agar
terhindar dari perbuatan dosa,seperti seks sebelum nikah. Hal ini tanpa
didasari oleh pengetahuan mereka tentang akibat menikah pada usia muda (Jazimah,
2006).
2.1.1.3 Dampak Perkawinan Usia Muda
1. Segi Kesehatan
Hubungan
seksual di bawah umur 20 tahun akan berdampak lebih tinggi dibandingkan “ Kurun
Reproduksi Sehat “ antara 20-30 tahun pada kesehatan reproduksi perempuan
karena sebelum usia tersebut perkembangan sel-sel pada organ reproduksi
perempuan belum sempurna/belum matang alat reproduksinya untuk hamil sehingga
dapat merugikan kesehatan ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan janin.
Keadaan tersebut akan makin menyulitkan bila ditambah dengan tekanan (stress)
psikologis, sosial, ekonomi.
Komplikasi
kehamilan yang bisa terjadi pada umur < 20 tahun antara lain :
-
Keguguran
-
Perdarahan saat persalinan
-
Infeksi saluran kencing
-
Kanker serviks (kanker leher rahim)
-
Penyakit Menular Seksual (PMS)
-
Kelainan rahim dan panggul (Penyakit Radang Panggul)
-
Keracunan kehamilan, oedema, protein urine
-
Anemia
-
Infertilitas (mandul)
-
Persalinan buatan (operasi forcep,
vacum)
2. Segi psikologis
Para
perempuan yang menikah pada usia muda sering tidak bisa banyak berbicara dalam
pengambilan keputusan mengenai kesuburan dan kesempatan yang terbatas untuk
mengenyam pendidikan atau ketrampilan kerja. Para perempuan yang hamil di luar
nikah mungkin harus memutuskan apakah akan menggugurkan kandungannya atau tetap
mengasuh anaknya di luar perkawinan.
3. Segi
kependudukan
Dengan
makin banyak pasangan menikah muda maka tingkat kesuburan pun makin tinggi.
Sehingga dengan tingginya tingkat kesuburan ini menyebabkan pertambahan
penduduk juga tinggi(Jazimah, 2006).
4. Sosial dan
ekonomi
Perkawinan yang dianggap
dapat menyelesaikan masalah kehamilan remaja tidak lepas dari kemelut seperti :
a. Penghasilan
yang terbatas sehingga kelangsungan hamilnya dapat menimbulkan berbagai masalah
kebidanan.
b. Putus
sekolah, sehingga pendidikan menjadi terlantar
c. Putus
kerja, karena berbagai alasan, sehingga menambah sulitnya masalah sosial
ekonomi.
d. Ketergantungan
sosial ekonomi pada orang tua dapat menimbulkan stress (tekanan batin)
e. Nilai
gizi yang relatif rendah dapat menimbulkan berbagai masalah kebidanan (Ida
Bagus Gde Manuaba ; 2002 ; 26).
2.1.1.4 Usaha untuk menangani nikah usia muda
a). Mengurangi Kehamilan
Remaja
1. Mengurangi Kemiskinan
Angka
kehamilan remaja paling tinggi terdapat di daerah-daerah yang sosioekonominya
kurang. strategi yang menurunkan kemiskinan dan memperbaiki prospek
sosioekonomi keluarga muda ini besarkemungkinannya akan menurunkannya angka
kehamilan remaja.
2. Memperbaiki
penyediaan
kontrasepsi
Layanan
yang menawarkan kontrasepsi sebaknya disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan kaum
muda, diserta ekspansi lokal fasilitas-fasilitas yang ditujukan bagi mereka.
Klinik harus terletak di tempat yng mudah diakses oleh kaum muda tanpa
menimbulkan rasa malu, dan harus dibuka pada saat-saat yang paling sesuai bagi
mereka.
3. Mengincar kelompok
beresiko tinggi
Kelompok
tertentu kaum muda lebih besar kemungkinannya hamil pada usia remaja, sehingga
mereka dapat dipilih menjadi sasaran. kelompok-kelompok ini mungkin mencakup
remaja yang diasuh oleh negara, remaja yang tidak memiliki rumah, remaja yang
tinggal di lingkungan yang sosioekonominya lemah, dan remaja yang mereka
sendiri adalah anak dari orang tua remaja.
4. Meningkatkan pendidikan
Pendidikan
seks di sekolah berperan penting dalam menurunkan kehamilan remaja. Penentuan
waktu pendidikan semacam ini sangatlah penting, dan perlu dimulai pada awal
masa remaja. Program pendidikan seks lebih besar kemungkinannya berhasil
apabila terdapat pendekatan terpadu antara sekolah dan layanan kesehatan. Staf
pelayanan kesehatan dapat dilibatkan dalam penyampaian pendidikan seks, dan
sekolah dapat mengatur kunjungan kelompok ke klinik sebagai pengenalan dan
untuk meningkatkan rasa percaya diri dari para remaja yang mungkin ingin
mendapatkan layanan klinik tersebut (Anna Glasier & Alisa
Gebbie,2005 : 233).
b). Menangani masalah seks
dan penyakit hubungan seks
o Pada
kasus penyakit hubungan seksual diharapkan dapat memberikan pengobatan radikal
untuk kesembuhan sehingga menyelamatkan alat reproduksi remaja
o Untuk
menghindari kehamilan yang tidak dikehendaki dapat menggunakan salah satu
metode KB yang aman dan bersih
o Meningkatkan
aktifitas remaja ke dalam program yang produktif, sehingga tidak banyak waktu
terbuang di luar rumah.
o Meningkatkan
pengetahuan remaja tentang seksual (Ida Bagus Gde Manuaba ; 2002 ; 20).
2.1.1.5 Pandangan Islam tentang perkawinan
usia muda
Jika
perkawinan usia muda dilakukan karena hubungan seksual sebelum menikah
sehingga terjadi kehamilan, maka islam menganggap ini sebagai perbuatan zina.
Tetapi islam menganjurkan untuk menikah jika pasangan sudah siap mental untuk
menikah. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga pandangan antar umat muslim
2.1.2 Pernikahan Usia > 35 tahun
2.1.2.1 Pengertian
Pernikahan yang
dilangsungkan pada waktu usia > 35 tahun(Sumber: Tabloid
Ibu & Anak No.247 / 21 Agustus 2003).
2.1.2.2 Faktor – faktor
penyebab nikah usia tua ( > 35 tahun )
-
Sosial budaya
Factor ini merupakan factor
yang paling sering menyebabkan perkawinan usia tua. Perkawinan usia tua banyak
dilakukan di sebagian daerah pedesaan karena adat istiadat yang
kuat.
-
Pendidikan
Tingkat pendidikan yang
rendah menyebabkan banyak terjadinya perkawinan usia tua, karena kurang
pengetahuannya tentang status kesehatan reproduksi yaitu usia lebih dari
35 tahun tidak baik untuk kesehatan reproduksinya. Selain itu dikarenakan
adanya tuntutan pendidikan, yaitu cenderung menunggu kelulusan mereka atau
setelah mendapatkan pekerjaan dulu kemudian baru nikah. Hal tersebut
mengakibatkan terjadinya nikah usia tua.
-
Ekonomi
Karena ekonomi yang lemah
seseorang menunda pernikahannya.
-
Faktor lain
Biasanya di kota nikah usia
tua disebabkan karena adanya pengaruh dari pergaulan mereka atau pola fikir
mereka yang mempunyai harapan lebih untuk mendapatkan pasangan yang sesuai
diinginkannya atau mereka belum mendapatkan pasangan yang sesuai dengan
kriterianya. ada juga karena menikah lagi di usia tua karena perceraian (Sumber:
Tabloid Ibu & Anak No.247 / 21 Agustus 2003).
2.1.2.3 Resiko nikah usia
> 35 tahun
1. Kematian maternalnya
meningkat/ risiko terhadap kematian.
2.
Kecacatan janin yang dilahirkan lebih tinggi (sindroma down atau retardasi
mental)/ kelainan kromosom yang kemungkinan karena pembelahan sel telur yang
tak normal yan disebut nondisjuntion.
3.
Keguguran karena meningkatnya peluang ketidak normalan kromosom.
4.
Komplikasi kehamilan yang disebabkan karena proses penuaan yang terjadi pada
calon ibu membuat pertumbuhan janin terhambat, timbulnya penyakit kencing
manis, darah tinggi, serta meningkatnya resiko sakit atau kematian pada calon
ibu saat persalinan (Sumber: tabloid ibu & anak no.247 / 21 agustus
2003).
2.1.2.4 Kesehatan Yang baik
bagi Usia > 35 tahun
Kesehatan yang bagus
sebelum dan selama kehamilan akan membantu mengurangi risiko calon ibu
mengalami komplikasi terutama bagi usia > 35 tahun :
a.
Pastikan mengkonsurnsi cukup asam folat. Sekurangnya ibu mendapat tambahan
suplementasi 400 mikrogram asam folat di samping yang diperoleh dan makanan.
b.
Batasi konsurnsi kafein, jangan lebih dari 300 miligram per hari (2 cangkir
kopi, 3 cangkir teh, atau 2 botol minuman soda). Ingat juga, cokelat mengandung
kafein. Jumlah kafein dalam sepotong cokelat ukuran sedang setara dengan 1/4
cangkir kopi.
c.
Jagalah pola makan yang sehat dan seimbang. Makan makanan yang bervariasi untuk
memperoleh semua zat gizi yang diperlukan. Pilih makanan yang kaya pati dan
serat. Juga pastikan memperoleh vitamin dan mineral yang cukup dalam makanan.
Makan dan minum sekurangnya 4 porsi produk susu dan makanan kaya kalsium setiap
hari. Pilih sekurangnya 1 sumber makanan kaya vitamin a vitamin c, dan asam
folat setiap hari.
d.
Olahraga secara teratur. Cek kembali program olahraga dengan dokter. Umumnya,
selama kehamilan, calon ibu boleh meneruskan latihan olahraga yang sebelumnya
tengah dijalani, kecuali dokter menyarankan supaya ibu menurunkan atau membah
pola olahraga.
e.
Jangan minum alkohol selama kehamilan, jangan merokok, dan jangan menggunakan
obat-obatan kecuali direkomnedasikan dokter. Periksa dokter secara teratur
selama kehamilan juga penting untuk memonitor kesehatan dan mengontrol problem
yang mungkin timbul selama kehamilan (Sumber: tabloid ibu & anak no.247
/ 21 Agustus 2003).
Daftar Pustaka
Glasier, Anna & Gebbie, Ailsa. 2005. Keluarga
Berencana & Kesehatan Reproduksi.EGC : Jakarta.
Mochtar, Rustam. 2002. Sinopsis Obstetri Edisi 2.
Jakarta : EGC.
Jazimah. 2006. Perkawinan Usia Muda.
Jakarta : Mutu Media Jaya.
Mansjoer, Arif dkk. 2001. Kapita Selekta
Kedokteran Jilid I. Aesculapius : Jakarta.
Purwanto, M. Ngalim. 2004. Psikologi
Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Sumber: Tabloid Ibu &
Anak no.247 / 21 Agustus 2003