Pengetahuan tentang menstruasi

B.     Menstruasi
Lama haid biasanya antara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedkit-sedikit kemudian, dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada setiap wanita biasanya lama haid itu tetap.
Jumlah darah yang keluar rata-rata 33,2 ± 6 hari. Pada wanita yang lebih tua  bisanya darah yang kelua lebih banyak. Pada wanita dengan anemia defisiensi besi jumah darah haidnya juga lebih banyak. Jumlah darah yang lebih dari 80 cc dianggap patologik. Darah haid tidak membeku; ini mungkin disebabkan fibrinolisis.
Siklus menstruasi terdiri atas tiga fase, yaitu fase menstruasifase proliferasi, danfase sekretori. Fase menstruasi merupakan fase pada saat terjadi peluruhan dinding uterus yang menebal (endometrium). Endometrium yang luruh tersebut merupakan proses menstruasi (keluarnya darah dari vagina). Fase menstruasi hanya terjadi dalam beberapa hari saja (4–7hari). Menstruasi menyebabkan dinding uterus menjadi tipis seperti semula. Setelah 1–2 minggu, dinding uterus kembali menebal. Proses ini terjadi pada fase proliferasi. Fase terakhir dari siklus menstruasi adalah fase sekretori. Fase sekretori berlangsung selama dua minggu. Pada fase ini, endometrium semakin menebal, kaya akan pembuluh darah. Apabila tidak terjadi implantasiembrio pada endometrium, maka endometrium akan luruh. Hal ini akan mengawali terjadinya kembali siklus menstruasi.

Kompleks Hipotalamus-Hipofisis-Ovarium
1)      Siklus Menstruasi Normal
Sikuls menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus ovarium (indung telur) dan siklus uterus (rahim). Siklus indung telur terbagi lagi menjadi 2 bagian, yaitu siklus folikular dan siklus luteal, sedangkan siklus uterus dibagi menjadi masa proliferasi (pertumbuhan) dan masa sekresi.
Perubahan di dalam rahim merupakan respon terhadap perubahan hormonal. Rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu perimetrium (lapisan terluar rahim), miometrium (lapisan otot rehim, terletak di bagian tengah), dan endometrium (lapisan terdalam rahim). Endometrium adalah lapisan yangn berperan di dalam siklus menstruasi. 2/3 bagian endometrium disebut desidua fungsionalis yang terdiri dari kelenjar, dan 1/3 bagian terdalamnya disebut sebagai desidua basalis.
Pada saat terjadi siklus menstruasi, berlangsung pula siklus ovarium. Siklus ini, terdiri atas tiga fase, yaitu fase folikularfase ovulasi, dan fase luteal.
1.      Fase Proliferasi/fase Folikuler ditandai dengan menurunnya hormone progesteron sehingga memacu kelenjar hipofisis untuk mensekresikan FSH dan merangsang folikel dalam ovarium, serta dapat membuat hormone estrogen diproduksi kembali. Sel folikel berkembang menjadi folikel de Graaf yang masak dan menghasilkan hormone estrogern yang merangsangnya keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen dapat menghambat sekersei FSH tetapi dapat memperbaiki dinding endometrium yang robek.
2.      Fase Ovulasi/fase Luteal ditandai dengan sekresi LH yang memacu matangnya sel ovum pada hari ke-14 sesudah mentruasi 1. Sel ovum yang matang akan meninggalkan folikel dan folikel aka mengkerut dan berubah menjadi corpus luteum. Corpus luteum berfungsi untuk menghasilkan hormone progesteron yang berfungsi untuk mempertebal dinding endometrium yang kaya akan pembuluh darah.
3.      Fase pasca ovulasi/fase Sekresi ditandai dengan Corpus luteum yang mengecil dan menghilang dan berubah menjadi Corpus albicans yang berfungsi untuk menghambat sekresi hormone estrogen dan progesteron sehingga hipofisis aktif mensekresikan FSH dan LH. Dengan terhentinya sekresi progesteron maka penebalan dinding endometrium akan terhenti sehinggamenyebabkan endometrium mengering dan robek. Terjadilah fase pendarahan/menstruasi.
Siklus menstruasi dan siklus ovarium sangat dipengaruhi oleh hormon. Hormon tersebut berpengaruh terhadap perkembangan folikel, ovulasi, dan penebalan dinding rahim. Terdapat lima jenis hormon yang berperan dalam siklus menstruasi dan siklus ovarium. Kelima hormon tersebut adalah Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH), FollicleStimulating Hormone (FSH), Luteinizing Hormone (LH), estrogen, dan progesteron.
Pada fase folikular dari siklus ovarium, hipotalamus akan mengeluarkan GnRH yang akan merangsang sekresi hormon FSH dan LH. FSH akan merangsang perkembangan folikel yang akan menyekresikan estrogen. LH sendiri menyebabkan terjadinya ovulasi dan pembentukan corpus luteum. Corpus luteum akan menyekresikan hormon estrogen dan progesteron. Kadar estrogen akan meningkat pada hari ke-12 siklus. Hal ini akan menyebabkan peristiwa ovulasi pada hari ke-14 siklus.
Produksi estrogen dan progesteron akan mencapai puncaknya pada hari ke-22 siklus. Apabila tidak terjadi pembuahan, kadar estrogen dan progesteron yang tinggi akan menghambat produksi FSH dan LH. Turunnya kadar LH akan menyebabkan luruhnya corpus luteum sehingga kadar estrogen dan progesteron pun menurun. Hal ini mengawali siklus menstruasi yang baru. Kejadian seperti ini akan terjadi berulang-ulang, lalu berhenti untuk sementara waktu pada saat terjadinya kehamilan, lalu akan terjadi lagi setelah kelahiran.
Apabila terdapat pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus luteum tersebut dipertahankan.
Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:
·         Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah
·         Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk  empersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi)
·         Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesterone dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim)
2)      Perubahan Histologik Pada Ovarium Dalam Siklus Haid
Ovarium mengalami perubahan-perubahan dalam besar, bentuk, dan posisinya sejak bayi dilahirkan hingga masa tua seorang wanita. Di samping itu, terdapat perubahan-perubahan histologik yang disebabkan oleh rangsangan berbagai kelenjar endokrin. Pada masa
ovarium. Rata-rata hanya 300-400 ovum yang dilepaskan selama masa pubertas ovarium berukuran 2,5-5 cm panjang, 1,5-3 cm lebar dan 0,6-1,5 tebal. Pada salah satu pinggirnya terdapat hilus, tempat keluar masuknya pembuluh-pembuluh darah dan serabut-serabut saraf. Ovarium dihubungkan oleh mesovarium dengan ligamentum latum, dan oleh ligamentum ovarii proprium dengan uterus. Permukaan ovarium ditutupi oleh satu lapis sel kuboid yang disebut epitel germinativum. Di bawahnya terdapat tunika albugenia yang kebanyakan terdiri dari serabut-serabut jaringan ikat.
Pada garis besarnya ovarium terbagi atas dua bagian, yaitu korteks dan medulla. Korteks terdiri atas stroma yang padat, dimana terdapat folikel-folikel dengan sel telurnya. Folikel dapat dijumpai dalam berbagai tingkat perkembangan, yaitu folikel primer, sekunder, dan folikel yang masak (folikel de Graaf). Juga ada folikel yang telah mengalami degenerasi yang disebut atresia folikel. Dalam korteks juga dapat dijumpai korpus rubrum, korpus luteum dan korpus albikans.
Makin muda usia wanita makin banyak folikel dijumpai. Pada bayi baru lahir terdapat ±400.000 folikel pada kedua reproduksi. Pada masa pascamenopause sangat jarang dijumpai folikel karena kebanyakan telah mengalami atresia. Dalam medulla ovarium terdapat pembuluh-pembuluh darah, serabut-serabut saraf, dan jaringan ikat elastis.
Pada masa kanak-kanak, ovarium boleh dikatakan masih beristirahat dan baru pada masa pubertas mulai menunaikan faalnya. Perubahan-perubahan yang terdapat pada ovarium dalam siklus haid ialah sebagai berikut. Di bawah pengaruh FSH beberapa folikel mulai berkembang; akan tetapi hanya satu yang terus tumbuh sampai menjadi matang. Pada folikel ini mula-mula sel-sel di sekitar ovum berlipat ganda dan kemudian di antara sel-sel itu timbul suatu rongga yang berisi cairan disebut liquor folikuli. Ovum sendiri terdesak ke pinggir dan terdapat di tengah tumpuka sel yang menonjol ke dalam rongga folikel. Tumpukan sel dengan ovum di dalamnya itu disebut kumulus oophorus. Antara ovum dan sel-sel sekitarnya terdapat zona pellusida. Sel-sel lainnya yang membatasi ruangan folikel disebut membrana granulosa. Dengan tumbuhnya folikel, jaringan ovarium di sekitar folikel tersebut terdesak ke luar dan membentuk dua lapisan, yaitu teka interna yang banyak mengandung pembuluh darah dan teka eksterna terdiri dari jaringan ikat yang padat. Dengan bertambah matang folikel hingga akhirnya matag benar dan oleh karena pembentukan cairan folikel makin bertambah, maka folikel makin terdesa ke permukaan ovarium, malahan menonjol ke luar. Sel-sel pada permukaan ovarium menjadi tipis dan pada suatu waktu oleh mekanisme yang belum jelas betul, folikel pecah dan keluarlah cairan dari folikel bersama-sama vum yang dikelilingi sel kumulus ooforus.
Peristiwa ini disebut ovulasi. Sel-sel granulosa yang mengelilingi ovum yang telah bebas itu disebut kororna radiata.
Sel-sel dari membrana granulosa dan teka interna yang tinggal pada ovarium membentuk korpus rubrum yang berwarna merah oleh karena perdarahan waktu ovulasi dan yang kemudian menjadi korpus luteum. Korpus luteun berwarna kuning karena mengandung zat kuning yang disebut lutein; ia mengeluarkan hormon progesteron dan estrogen.jika tidak terjadi pembuahan (konsepsi), setelah 8 hari korpus luteum mulai berdegenarasi dan setelah 14 hari mengalami atrofi menjadi korpus albikans (Jaringan parut). Korpus luteum tadi disebut korpus luteum menstruasionis. Jika terjadi konsepsi, korpus luteum dipelihara oleh hormon chorionic gonadotropin (hCG) yang dihasilkan oleh sinsitiotrofoblas dari korion. Ini dinamakan korpus luteum graviditas dan berlangsung hingga 9-10 minggu.
Pada manusia, ovulasi biasanya terjadi hanya dari satu ovarium, walapun kadang-kdang lebih dari satu folikel dapat pecah pada satu waktu yang dapat menghasilkan kehamilan kembar dizigotik. Ovum yang dilepaskan berukuran kira-kira 150m dan cepat mengalami degenerasi kecuali jika terjadi fertilisasi.
Fertilisasi biasanya terjadi dalam tuba dekat dengan fimbrium-fimbrium. Perjalanan ovum di tuba memakan waktu selama 3 hari dan implantasi blastokist pada uterus biasanya terjadi 6-7 hari setelah fertilisasi.
3)      Perubahan Histologik Pada Endometrium Dalam Siklus Haid
Pada masa reproduksi dan dalam keadaan tidak hamil, selaput lendir uterus mengalami perubahan-perubahan siklik yang berkaitan erat dengan aktivitas ovarium. Dapat dibedakan 4 fase endometrium dalam siklus haid, yaitu.
a.      Fase menstruasi atau deskuamasi
Dalam fase ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai perdarahan. Hanya stratum basale yang tinggal utuh. Darah haid mengandung darah vena dan arteri dengan sel-sel darah merah dalam hemolisis atau aglutinasi, sel-sel epitel dan stroma yang mengalami desintegrasi dan otolisis, dan sekret dari uterus, serviks, dan kelanjar-kelenjar vulva. Fase ini berlangsung 3-4 hari.
b.      Fase pascahaid atau fase regenerasi
Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan sebagian besar berangsur-angsur sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lendir baru yang tumbuh dari sel-sel epitel endometrium. Pada waktu ini tebal endometrium ± 0,5 mm. Fase ini telah mulai sejak fase menstruasi dan berlangsung ± 4 hari.
c.       Fase intermenstruum atau fase proliferasi
Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal ± 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid. Fase proliferasi dapat dibagi atas 3 subfase, yaitu:
·         Fase proliferasi dini (early proliferation phase)
Fase proliferasi dini berlangsung antara hari ke-4 samapi hari ke-7. fase ini dapat dikenal dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel, terutama dari mulut kelenjar. Kelenjar-kelenjar kebanyakan lurus, pendek dan sempit. Bentuk kelenjar ini merupakan ciri khas fase proliferasi; sel-sel kelenjar mengalami mitosis. Sebagian sediaan masih menunjukkan suasana fase menstruasi di manaterlihat perubahan-perubahan involusi dari epitel kelenjar yang berbentuk kuboid. Stroma padat dan sebagian menunjukkan aktivitas mitosis, sel-selnya berbentuk bintang dan dengan tonjolan-tonjolan anastomosis. Nukleus sel stroma relatif besar sebab sitoplasma relatif sedikit.
·         Fase proliferasi madya (mid proliferation phase)
Fase ini berlangsung antara hari ke-8 sampai hari ke-10. fase ini merupakan bentuk transisi dan dapat dikenal dari epitel permukaan yang berbentuk torak dan tinggi. Kelenjar berlekuk-lekuk dan bervariasi. Sejumlah stroma mengalami edema. Tempak banyak mitosis dengan inti berbentuk telanjang (naked nucleus)
·         Fase proliferasi akhir (late prolieration phase)
Fase ini berlangsung pada hari ke-11 sampai hari ke-14. fase ini dapat dikenal dari permukaan kelenjar yang tidak rata dan dengan banyak mitosis. Inti epitel kelenjar membentuk pseudostratifikasi. Stroma bertumbuh aktif dan padat.
d.      Fase prahaid atau fase sekresi
Fase ini mulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. pada fase ini endometrium kira-kira tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang, berlekuk-lekuk dan mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Daam endometrium telah tertimbun glikogen dan kapuk yang kelak diperlukan sebagai makanan untuk telur yang dibuahi. Memang tujuan perubahan ini adalah untuk mempersiapkan endometrium menerima telur yang dibuahi. Fase sekresi dibagi atas:
·         Fase sekresi dini
Dalam fase ini endometrium lebih tipis daripada fase sebelumnya karena kehilangan cairan. Pada saat ini dapat dibedakan beberapa lapisan, yakni:
1.      Stratum basale, yaitu lapisan endometrium bagian dalam yang berbatasan dengan lapisan miometrium; lapisan ini tidak aktif, kecuali mitosis pada kelenjar.
2.      Stratum spongiosum, yaitu lapisan tenga berbentuk anyaman seperti spons. Ini disebabkan oleh banyaknya kelenjar yang melebar dan berkeluk-keluk dan hanya sedikit stroma di atasnya.
3.      Stratum kompaktum, yaitu lapisan atas yang padat. Saluran-saluran kelenjar sempit, lumennya berisi sekret dan stromanya edema.
·         Fase sekresi lanjut
Endometrium dalam fase ini tebalnya 5-6 mm. Dalam fase ini terdapat peningkatam dari fase sekresi dini, dengan endometrium sangat banyak mengandung pembuluh darah yang berkeluk-keluk dan kaya dengan glikogen. Fase ini sangat ideal untuk nutrisi dan perkembangan ovum. Sitoplasma sel-sel stroma bertambah. Sel stroma menjadi sel desidua jika terjadi kehamilan.
4)      Vaskularisasi Endometrium Dalam Siklus Haid
Cabang-cabang besar arteria uterina berjalan terutama dalam stratum vaskulare miometrium. Di sini sejumlah arteria radialis itu berjalan langsung ke endometrium dan membentuk arteria spiralis. Pembuluh-pembuluh darah ini memelihara stratum fungsional endometrium yang terdiri dari stratum kompaktum dan sebagian stratum spongiosum. Stratum basale dipelihara oleh arteriola-arteriola miometrium di dekatnya. Mulai dari fase proliferasi terus ke fase sekresi pembuluh-pembuluh darah dalam endometrium berkembang dan menjadi lebih berkeluk-keluk, dan segera mencapai permukaan membentuk jaringan kapiler yang banyak. Pada miometrium kapiler-kapiler mempunyai endotel yang tebal dan lumen yang kecil. Vena-vena yang berdinding tipis membentuk pleksus dan pada lapisan yang lebih dalam dari lamina propria mukosa, dan membentuk jaringan anastomosis yang tidak teratur dengan sinusoid-sinusoid pada semua lapisan.
Pleksus lainnya dari vena-vena yang besar tanpa katup terdapat di stratum vaskulare dari miometrium. Hampir sepanjang siklus haid pembuluh-pembuluh darah menyempit dan melebar secara ritmis, sehingga permukaan endometrium memucat dan berwarna merah karena penuh dengan darah, berganti-ganti. Bila tidak terjadi pembuahan, korpus luteum mengalami kemunduran yang menyebabkan kadar progesteron dan estrogen menurun. Penurunan kadar hormon ini mempengaruhi keadaan endometrium ke arah regresi, dan pada satu saat lapisan lapisan fngsionalis endometrium terlepas dari stratum basale yang di bawahnya. Peristiwa ini menyebabkan pembuluh-pembuluh darah terputus, dan terjadilah pengeluaran darah yang disebut haid.
Jika terjadi kehamilan, maka terjadilah perubahan-perubahan yang menetap pada pembuluh-pembuluh darah. Pada dinding uterus dekat dengan plasenta, dinding pembuluh darah menunjukkan penebalan dari lapisan intimanya dengan pembentuka otot-otot polos baru, sedangkan pada lapisan tengah otot-otot ditunjang oleh jaringan elastis yang cukup banyak.
5)      Dating Endometrium
Biopsi endometrium adalah cara terbaik untuk menentukan secara tidak langsung adanya ovulasi dan menilai efek progesteron terhadap perkembangan endometrium. Untuk ini, diperlukan kemahiran mengenali ciri-ciri permukaan endometrium, stroma, dan¾terutama sekali¾ kelenjar-kelenjar endometrium dan sel yang membatasinya pada waktu tertentu dari siklus haid. Dengan demikian, dapat ditentukan hari yang tepat dari siklus haid tersebut; hal ini disebut dating endometrium. Untuk dapat dilakukan dengan tepat pada masa sekresi, oleh karena berbeda dari fase proliferasi fase ini menunjukkan perubahan-perubahan yang nyata setiap harinya dengan perubahan morfologi tertentu.
Jika diambil panjang siklus haid 28 hari dengan perkiraan ovulasi terjadi pada hari ke-14m maka 36-48 jam setelah ovulasi belum terlihat perubahan yang menonjol pada endometrium. Karena itu, dating hari ke-14 dan ke-15 tidak berguna untuk dilakukan, dan sebaiknya baru dimulai pada hari ke-16.

  • Hari ke-16: Vakuola basal subnukleus terlihat banyak kelenjar. Hari ini ialah hari terakhir pseudostratifikasi barisan inti. Terlihat mitosis pada kelenjar-kelenjar dan stroma.
  • Hari ke-17: Nukleus dari kelenjar-kelenjar tersusun dalam satu garis, dengan sitoplasma yang homogen di atasnya dan vakuola yang besar-besar di bawahnya. Pseudostratifikasi menghilang, mitosis di kelenjar dan stroma jarang.
  • Hari ke-18 : sebagian vakuola mengecil karena sebagian isinya dilepaskan ke arah sitoplasma sekitar lumen, dan kemudian termasuk ke dalam lumen. Karena vakuola subnukleus ini mengecil, maka nukleus mendekati basis dari sel. Tidak terlihat mitosis pada hari ini.
  • o   Hari ke-19 : hanya sebagian kecil vakuola terlihat. Sepintas lalu gambarannya menyerupai hari ke-16, tetapi pada hari ke 19 ini dapat dilihat sekresi intraluminal, dan tidak terdapat pseudostratifikasi dan mitosis.
  • Hari ke-20: vakuola subnukleus hanya satu-satu terlihat. Sekresi intraluminal yang asidofil tampak jelas. Hingga waktu ini, yang jelas terlihat adalah perubahan-perubahan pada epitel kelenjar.
  • Hari ke-21 : Mulai terlihat perubahan-perubahan pada stroma. Sel-sel stroma mempunyai nukleus yang gelap dan padat dengan sitoplasma seperti serabut. Mulai adanya edema stroma.
  • Hari ke-22 : edema stroma mencapai maksimum. Sel-sel stroma tampak kecil, padat, inti hampir telanjang dan sitoplasmanya seperti di atas. Mulai terlihat arteriola spiralis dengan dindingnya yang tipis. Sekresi intraluminal aktif, tetapi mulai berkurang.
  • Hari ke-23 : edema stroma menetap. Perubahan yang khas ialah kondensasi stroma di sekitar arteriola spiralis. Hal ini terjadi karena pembesaran inti stroma dan bertambahnya sitoplasma, dan disebut sel pradesidua. Dapat juga dijumpai mitosis.
  • Hari ke-24 : Kumpulan sel-sel pradesidua tampak jelas di sekeliling arteriola. Mitosis stroma aktif, tetapi edema berkurang. Endometrium akan mulai mengalami involusi, kecuali apabilaterjadi kehamilan.
  • Hari ke-25 : sel-sel pradesidua mulai terdapat di bawah sel-sel epitel permukaan. Sedikit edema terdapat di sekitar arteriola. Sedikit infiltrasi limfosit terlihat pada stroma.
  • Hari ke-26 : sel-sel pradesidua mulai tampak mengelompok di seluruh stroma, disertai infiltrasi sel-sel leukosit polinuklear.
  • Hari ke-27 : Pradesidua menonjol sekitar pembuluh darah dan di bawah epitel permukaan. Jelas adanya infiltrasi sel-sel leukosit polinuklear.
  • Hari ke-28 : Mulai terlihat daerah dengan nekrosis (focal nekrosis) dan daerah-daerah kecil dengan perdarahan dalam stroma. Sel-sel stroma berkumpul bersama-sama. Infiltasi sel-sel leukosit polinuklear sangat banyak. Kelenjar-kelenjar keluhatan mengalami secretory exhaustion.

 

Link Kesehatan Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger