Issue Etik Dalam Keperawatan
Setiap orang menghadapi isu moral yang sama dalam lingkungan
perawatan kesehatan. Hal ini berarti bahwa etika keperawatan adalah
istilah yang sah hanya selama sah itu mengacu pada sub kategori dalam
etika kedokteran.
1. Euthanasia
Euthanasia adalah dengan sengaja tidak melakukan sesuatu
untuk memperpanjang hidup seseorang atau sengaja melakukan sesuatu untuk
memperpendek hidup atau mengakhiri hidup seorang pasien, dan ini untuk
kepentingan pasien sendiri. Perkembangan euthanasia tidak terlepas dari
perkembangan konsep tentang kematian.
Jenis Euthanasia
Euthanasia bisa ditinjau dari beberapa sudut.Euthanasia dapat dibedakan atas :
1) Euthanasia pasif
2) Euthansia aktif
Di tinjau dari pemerintahan, Euthanasia dapat dibedakan atas :
1) Euthanasia voluntir (atas permintaan pasien)
2) Euthanasia ivoluntir (tidak atas permintaan pasien)
2. Aborsi
Aborsi didefinsikan sebagai pengeluaran janin atau produk konsepsi
secara spontan sebelum usia kehamilan 24 minggu, yang bisa terjadi
keguguran (abortus). Menurut WHO aborsi merupakan pengeluaran embrio
atau janin yang berat badannya 500 gr atau kurang, yang setara dengan
usia kehamilan 22 minggu.
Definisi Aborsi
Apa Yang Dimaksud Dengan Pengguguran Kandungan(Aborsi)
Secara
medus, aborsi (baik keguguran maupun pengguguran) berarti terhentinya
kehamilan yang terjadi diantara tertanamnya sel telur yang sudah dibuahi
dirahim sampaI kehamilan 20 minggu.
Dengan kata lain, keguguran atau pengguguran kandungan adalah keluarnya janin dan rahim sebelum janin itu mampu hidup mandiri.
Pengertian Aborsi
Aborsi/abortus
adalah berakhirnya suatu kehamilan ( oleh akibat-akibat tertentu).
Aborsi adalh suatu kontrovensial dan isu yang memicu emosi yang bias
menimbulkan permusuhan antara ke dua belah pihak.
Menurut
Fak About Abortion, info kit on women’s health oleh institute for
social, maret 1991. dalam istilah kesehatan aborsi didefenisikan sebagai
penghentian kehamilan setelah tertanamnta telur (ovum) yang telah
dibuahi dalam rahim (uterus), sebelum usia janin (fesus) mencapai 20
minggu.
Siapa
saja yang melakukan pengguguran kandungan berarti telah membuat dosa
dan telah melakukan tindakan criminal yang mewajibkan pembayaran diyat
dari janin yang gugur yaitu seorang budak laki-laki atau perempuan diyat
manusia sempurna (10 ekor onta), sebagai mana telah diterangkan dalam
hadis shahih dalam masalah tersebut. Rasullulah SAW bersabda :
‘’Rasullulah SAW memberi keputusan dalam masalah janin dari seorang
perempuan Bahni Lihyan yang gugur dalam keadaan mati, dengan satu
ghurrah, taitu serang budak laki-laki atau perempuan’’ (HR. Bukhari dan
Muslim, dari Abu Huairah RA Abdul Qadim Zallum, 1998).
Sedangkan
aborsi pada janin yang usianya belum mencapai 40 hari, maka hukumnya
boleh (ja’iz) dan tidak apa-apa. Ini disebabkan bahwa apa yang ada dalam
rahim belum menjadi janin karena dia masih berada dalam tahapan sebagai
nutfah (gumpalan darah), sebelum sampai pada fase penciptaan yang
menunjukan cirri-ciri minimal sebagai manusia.
Aborsi
tetap saja menjadi masalah controversial, tidak hanya dari sudut
pandang kesehatan tetapi juga dari sudut pandang hukum dan agama. Aborsi
biasanya dilakukan atas imedis yang berkaitan dengan ancaman
keselamatan jiwa atau adanya gangguan kesehatan yang berat pada diri si
ibu, misalnya tuberkulosis paru-paru berat, asma, diabetes, gagal
ginjal, hipertens, bahkan biasanya terdapat dikalangan tercandu atau ibu
yang terinpeksi virus.
Dasar-dasar aborsi
Aborsi
pada dasarnya menghentikan kehamilan sebelum janin mampu hidup mandiri.
Standar aborsi terjadi antara empat sampai dua belas minggu kehamilan,
tetapi prosedur ini sah secara hukum di Amerika Serikat sampai kehamilan
dua puluh empat minggu. Memang ada kasus yang jarang terjadi dimana
bayi dapat hidup sejak usia dua puluh minggu kehamilan, namun sebagian
besar diantaranya mendapatkan kerusakan yang permanent dan nyata.
Sebagian besar aborsi terjadi sebelum garis batas dua belas minggu.
Saat
ini di Amerika Serikat terdapat dua pilihan ketika menghadapi aborsi.
Secara medis atau operatif. Operatif adalah cara yang tradisional,
dimana seorang dokter melebarkan serviks, mengeluarkan isinya, dan
pasien pulang kerumah. Aborsi medis mengharuskan oasien memakan beberapa
pil, yang akan menyebabkan aborsi spontan atau keguguran.
Aborsi Operatif
Standar
aborsi operatif menyangkut melebarkan serviks secara perlahan-lahan dan
menyedot isinya keluar dengan alat seperti vakum. Kita menyebutnya
kuretase isap (suction curettage). Biasanya cara ini memakan waktu
sepuluh menit, dan tergantung dimana Anda berada, bias menggunakan
anestesi umum atau local.
Pertama,
dokter melakukan pemeriksaan pelvis untuk menetapkan ukuran dan posisi
rahim , di mana kedua hal ini , tetapi juga dari minggu ke minggu
kehamilan. Dokter kemudian membersihkan vagina dengan cairanantiseptik
untuk mengurangi bakteri.
Alat
pertama yang digunakan dalam aborsi adalah tenakulum, yang kelihatannya
seperti penjepit es kecil. Benda ini menahan serviks untuk tetap berada
di tempatnya-ini kedengarannya lebih buruk dari pada yang sebenarnya.
Serviks yang tetap diam mengurangi trauma pada serviks.
Setelah
dokter menahan serviks, dia akan mulai melebarkannya dengan dilator.
Dilator adalah batang dengan gradasi ukuran yang digunakan untuk membuka
serviks secara perlahan-lahan. Dilator dimasukkan kedalam kanal serviks
untuk meregangkannya, agar evakuasi isi rahim dapat dilakukan. Hal ini
dilakukan dengan perlahan-lahan dan lembut. Idenya adalah untuk
menghindari robekan otot atau luka permanent pada serviks.
Dilator
yang pertama dan terkecil berukuran kurang lebih sebesar batang
pengsil. Dan yang terbesar sebesar ibu jari Anda. Dilatasi serviks yang
diingkan tergantung pada seberapa besar kehamilan si pasien. Pada usia 6
minggu, dilatasi akan sangat kecil karena hanya pada sedikit
jaringandan sifatnya tak terbentu. Pada usia 12 minggu, ada lebih banyak
struktur dan jaringan, jadi, biasanya serviks diperbesar 2 kali lipat.
Setelah
memperbesar serviks, dokter memasukan kateter (selang kecil) kedalam
rongga rahim, yang menempel pada alat penyedot. Benda ini membersihkan
seluruh isi rahim. Setelah itu, sendok kuret (alat yang terbuat dari
besi, langsing, danmelengkung) dimasukkan untuk mengerok dengan lembut
dinding rahim dan untuk memastikan semua jaringan telah keluar.
Pasien
kemudian di bawa ke ruang penyembuhan, dimana dia beristirahat selama
kurang lebih setengah jam, dan kemudian tim dokter akan memastikan tidak
ada pendarahan yang berlebihan atau nyeri. Setelah aborsi operatif,
instruksi saya kepada pasien adalah “Jangan menaruh apa pun atau siapa
punkedalam vagina Anda selama 2 minggu.‘ Serviks biasanya tertutup
rapat, namun setelah aborsi, serviks akan terbuka lebar dan bakteri
apapun di vagina bias masuk. Aktivitas utama yang di kwatirkan dari
perspektif medis adalah seks-ejakulasi yang mungkin membawa bakteri
langsung kedalam rahim adalah ide yang sangat buruk.
Karena
vagina adalah tempat yang relative kotor, fasilitas aborsi dan/atau
ginekolog akan memberikan anti biotik pencegahan pascaaborsi selama satu
sampai tujuh hari.tingkat infeksi untuk aborsi kurang lebih dua sampai
tiga persen, tetapi anda dapat menguranginya sampai setengah dengan snit
biotik.
Dua
minggu setelah aborsi, pasien harus kembali ke ginekolog untuk
pemeriksaan ulang yang akan memastikan bahwa dia tidak masih hamil dan
tidak merasakan nyeri atau tanda-tanda infeksi. Waktu tersebut juga
merupakan kesempatan baik untuk mendiskusikan dan mengevaluasi pilihan
kontrasepsi pasien.
Komplikasi:
Merupakan
kewajiban dokter untuk mengirim semua produk hasil konsepsi (dalam
dunia medis disebut POC kepada ahli potologi untuk mengidentifikasikan
jaringan plasenta. Bila ahli potologi tidak menemukan jaringan plasenta,
ini berarti pasiennya 1) tidak hamil; 2) dia masih hamil disuatu tempat
di luar rahim, biasanya di tuba polopii, misalnya pada kehamilan
ektopik; atau 3 dia masih hamil di dalam rahim dan dokternya tidak
membersihkannya dengan sempurna.
Kehamilan
ektopik yang tidak diterapi dapat menyebbkan pendarahan internal, syok,
atau kematian. Nyeri yang hebat, pusing, pingsan, atau perut kembung
dapat menjadi petunjuk pertama bahwa komplikasi ini terjadi pada Anda.
Namun, sudah menjadi standar praktik bagi ahli patologi untuk memberi
tahu dokter bila tidak ditemukan jaringan plasenta, pada saat pasien
datang ke kamar dokter, mengulangi tes kehamilan, dan melakukan sonogram
(USG).
Aborsi
inkomplit (tidak lengkap) adalah komplikasi lain, yang berarti dokter
gagal mengeluarkan semua jaringan di dalam rahim. Ini dapat terjadi
karena doktermelakukannya pada posisi yang empuk tapi salah, karena
rahim yang hamil merupakan organ yang lunak dan rapuh. Tindakan yang
tepat tergantung pada ukuran lubang, lokasi, dan saat di mana prosedur
itu berlangsung. Terapinya berkisarantara tidak di apa-apakan sampai
operasi reparasi.
Aborsi
yang sangat kasar dengan kuretase yang hebat dapat menyebabkan
terbentuknya jaringan parut di dinding rahim dapat menempel satu sama
lain dan menghentikan menstruasi. Bila Anda melakukan aborsi dan tidak
mengalami menstruasi dalam waktu empat sampai enam minggu, temuilah
genekolog Anda. Masalah ini dapat di obati, tetapi semakin cepat
didiagnosis semakin baik. Infeksi setelah aborsi, meskipun jarang, juga
dapat menyebabkan terbentuknya jaringan parut di dalam rahim.
Transplantasi organ
Transplantasi
organ adalah jaringan tubuh manusia. Transplantasi organ merupakan
tindakan medis yang sangat bermanfaat bagi pasien dengan gangguan fungsi
organ tubuh yang berat.
2.8.4.1 Jenis-jenis tranplantasi :
1) Authograft.
2) Anograft
3) Isograft
4) Xenograft
2.8.5. Supporting
Supporting
adalah dukungan yang bersifat fisik seperti kedua tangan diatas luka
pada perut sewaktu batuk, dapat juga bersifat psikologis seperti perawat
yang mau mendengarkan pasien secara aktif atau memegang tangan pasien
yang sedang sekarat.